Wednesday, January 31, 2007

hukuman mati...

"Bagi gw, narkoba dan teroris pantas mendapatkan hukuman mati," kata seorang kawan padaku kemarin. apalagi buat gembong bandar narkoba.
Sikapnya itu sangat tergambar sekali saat dia mewawancarai pengacara si Scott, Denny Kailimang. Hanya 10 menit. tak lebih. Biasanya dia selalu wawancara panjang lebar terkait perkara-perkara. tapi ini...10 menit...

kemarin, Scott mengajukan permohonan ke MK agar mencabut pasal-pasal hukuman mati di UU Narkotika.
Scott merupakan salah satu dari personil 'Bali Nine'. Sebelumnya, dua personil bali nine lainnya sudah mengajukan uji materiil pasal yang sama ke MK dengan pengacara yang berbeda.

Hmmm... siapa yang membayar pengacara-pengacara itu ya? pertanyaan yang tak perlu jawaban, bukan?

terlepas dari pengajuan uji materiil itu bermasalah di legal standing, persoalan hukuman matinya itu sendiri masih membawa perdebatan panjang di Indonesia bahkan di dunia.

Gembong narkotika memang berbahaya, begitu pula dengan teroris yang bersliweran di sekitar kita tanpa kita sadari keberadaaannya.
Mereka telah melakukan kejahatan yang luar biasa keji dengan merusak sistem dan masyarakat.
MEREKA TIDAK BERHAK MENGAMBIL NYAWA ORANG LAIN DENGAN MEMBUNUH. KITA SEMUA PUN TIDAK.
hanya Tuhan yang bisa mengambil nyawa seseorang. itu prinsip gw.
sehingga, ketika kita menyetujui adanya hukuman mati, maka kita pun turut menyetujui pengambilan nyawa orang dengan paksa oleh manusia-dalam hal ini instansi pemerintah- Artinya, kita juga harus ikut bertanggung jawab terhadap hilangnya nyawa orang lain tersebut.
Kesalahan jangan diselesaikan dengan kesalahan lain karena hanya akan mengakibatkan efek domino dari kesalahan-kesalahan.

OK..dia sudah membunuh orang dengan keji..tapi apa hak kita mencabut nyawa pelakunya? tak ada.

Ada hukuman lain yang sama beratnya dengan hukuman mati.. misalnya..hukuman seumur hidup, hukuman yang lebih bermanfaat dan membawa perbaikan..
pada dasarnya, kejahatan timbul karena ada rasa tidak puas pada diri sendiri. adalah tugas negara untuk memenuhi ketidakpuasan rakyatnya.

Tuesday, January 30, 2007

Menulis Cinta

kau minta aku menulis cinta
aku tak tahu huruf apa yang pertama dan seterusnya
kubolak-balik seluruh abjad
kata-kata cacat yang kudapat

jangan lagi minta aku menulis cinta
huruf-hurufku, kau tahu,
bahkan tak cukup untuk namamu

sebab cinta adalah kau, yang tak mampu kusebut
kecuali dengan denyut

(sitok srengenge, 2004)


jika suatu waktu nanti kita bertemu kembali
ku harap kita sudah baik-baik saja...
tak ada rasa benci, marah, kesal, dendam...
ataupun 'rasa'

tapi, itu nanti..
bukan sekarang...

jakarta, 30 januari 2007








Wednesday, January 17, 2007

Thursday, January 11, 2007

footprints

One night I dreamed a dream.
I was walking along the beach with my Lord.
Across the dark sky flashed scenes from my life.
For each scene, I noticed two sets of footprints in the sand,
One belong to me and one to my Lord.
When the last scene of my life shot before me,
I looked back at the footprints in the sand.
There was only one set of footprints.
I realized that this was the lowest and the saddest times of my life.
This always bothered me and I questioned the Lord about my dilemma.

Lord, You told me when I decided to follow,
You would walk and talk with me all the way.
But Im aware that during the most trouble some times of my life,
There is only one set of footprints.
I just dont understand why, when I need You most, You leave me.
He whispered,My precious child,
I love you and will never leave you never ever,
during your trials and testings.
When you saw only one set of footprints,
It was then that I carried you.

-Margaret Fishback-

Mengapa karya besar biasanya selalu lahir dari masa-masa terlemah manusia? Pramoedya menelurkan karya-karya besar selama dia terkurung di Pulau buru

Saturday, January 06, 2007

will you wait for me
kavana

I need to talk with you again,
Why did you go away,
All our time together, just feels like yesterday,
I never thought i'd see,
A single day without you,
You see the things we take for granted we can sometimes lose.
And if i promise not to feel the pain,
Will i see you again,
Will i see you again.

Time will pass me by,
maybe i'll never learn to smile,
But i know i'll make it through,
If you wait for me.
And all the tears i cry,
No matter how i try.
They'll never bring you home to me,
So won't you wait for me in heaven.

Do you remember how it was,
When we never seemed to care.
Days went by so quickly,
Cos i thought you'd always be there.
It's hard to let you go,
Though i know that i must try.
I feel like i've been cheated,
Cos we never said goodbye.
And if i promise not to feel this pain,
Will i see you again.
And i miss you so,
And i need to know,
Will you wait for me.

Seminggu sebelum lu pergi,Pan, ANteve pasang video klip ini. Itu pertama kali gw mendengar lagu itu.entah kenapa gw langsung merinding pas ngedengernya. Mungkin ini yang di bilang orang sebagai pertanda kali ya ...

Buku Harian Nayla (II)

Malam Natal, namboru terisak-isak di kasurnya. Rupanya dia bermimpi tentang lu, Pan.
Lalu??? here we are...di peraduan terakhir lu..TPU Kerkoff Cimahi. pemakaman orang kristen..nama yang lucu..
rupanya sudah banyak orang yang mati dalam enam tahun terakhir. kami sangat sulit mencari makam mu dengan foto yang luntur termakan air hujan.

(NB:kadang-kadang gw kesel juga ama tukang yang membangun makammu. Mengapa mereka tidak membuat tempat penempelan foto itu kedap air.)

Setelah berputar-putar, akhirnya kami menemukanmu. ilalang rupanya sudah memenuhi pusaran kuburmu. Namboru langsung meluapkan kesedihan (baca: KERINDUAN). Demikian pula, mama, aku, dan yang lainnya.

(Setelah beberapa waktu, baru kali ini lagi gw melihat kesusahan mama dalam bentuk air mata. Kerinduan sorang ibu pasti lebih hebat dari pada kerinduan kami sebagai saudaranya. ikatan bathin itu sangat terlihat kali ini. maklumlah, mama berjuang sangat..sangat..sangat keras untuk lu Pan)

Sambil menangis, kami pun kemudian membersihkan tanah dari ilalang yang sebetulnya punya hak hidup juga. tapi, gw sadar, semua yang kami lakukan merupakan luapan emosi semata. Apa pengaruhnya coba, rumput dengan jasad lu di bawah tanah sana? mana makammu sudah di cor.
Sebetulnya, ketika orang sudah mati ya sudah mati saja karena memang begitu siklus makhluk hidup terutama yang namanya manusia. (moses, buku harian Nayla). Aku tahu logika semacam ini. Tapi, ketika berbicara mengenaimu, emosi gw lebih dominan daripada logika. karena gw kangen ama lu Pan. Dan gw selalu sedih setiap kali mengenang lu.
Aku, mama, ucok, susi, dan kedua namboru datang ke kaki bukit itu untuk meluapkan rasa rindu kami ke kamu, Pan. Tak terasa sudah enam tahun ya lu dah ga ada di sisi.. apakah lu di alam sana merasa bahagia atau sedang susah? Ah, pertanyaan emosional seperti ini kerap menggelayut di benak gw. Hmmm, pertanyaan emosional...tapi, mengingat semua yang sudah kita lewati bersama, gw mengijinkan diri gw hanyut sejenak dalam suasana emosional.
Semoga lu tahu, kesulitan secara ekonomi setelah lu pergi tidak pernah disesali mama dan bapak. Walau harus kehilangan rumah dan warung sekalipun gw tahu mama dan bapak tidak pernah menyesalinya. Lebih nekat lagi, mereka sudah mempertaruhkan masa depan keempat anaknya yang lain, demi kesembuhan lu, Pan.
Dan kami, saudara-saudaramu pun tidak pernah menyesal akan hal itu.
Bahkan, gw pribadi merasa sedih dan sedikit bersalah mengapa lu tidak mendapat pengobatan yang layak menjelang hari akhirmu. Saat itu, tak ada uang lagi yang tersisa... maaf , Pan...semuanya sudah habis.

Irfansyah Malau (16 Juli 1983 - 18 September 2000)
we miss you so much. Hope you know that.

from your big sister
Buku Harian Nayla (II)

ilalang rupanya sudah memenuhi pusaran kuburmu. Sambil menangis, kami membersihkan tanah dari ilalang yang sebetulnya punya hak hidup juga. tapi, gw sadar, semua yang kami lakukan merupakan luapan emosi semata. Apa pengaruhnya coba, rumput dengan jasad lu di bawah tanah sana? mana makammu sudah di cor. Sebetulnya, ketika orang sudah mati ya sudah mati saja karena memang begitu siklus makhluk hidup terutama yang namanya manusia. (moses, buku harian Nayla).

Aku, mama, ucok, susi, dan kedua namboru datang ke kaki bukit itu untuk meluapkan rasa rindu kami ke kamu, Pan. Tak terasa sudah enam tahun ya lu dah ga ada di sisi. gw rindu banget ama lu. apakah lu di alam sana merasa bahagia atau sedang susah? Pertanyaan itu kerap menggelayut di benak gw. mengingat semua yang sudah kita lewati bersama.

Tahun 2000,tanggal 18 bulan Se

Friday, January 05, 2007

to priska...

As we grow up, we learn that even the one person that wasn't supposed to ever let you down probably will. You will have your heart broken probably more than once and it's harder every time. You'll break hearts too, so remember how it felt when yours was broken. You'll fight with your best friend. You'll blame a new love for things an old one did.
You'll cry because time is passing too fast, and you'll eventually lose someone you love. So take too many pictures, laugh too much, and love like you've never been hurt because every sixty seconds you spend upset is a minute of happiness you'll never get back.
Don't be afraid that your life will end,
be afraid that it will never
begin.

-anonymous-

gw dah baca blog lo. hmmm, perjuangan dan pergumulan lo sangat berat. tapi kalau dipikul bersama, niscaya akan ringan...
Gw berjanji, anak-anak gw tidak akan mengalami apa yang kita rasakan sekarang, anak-anak dari suku batak yang akan hilang marganya jika menikah dengan halak ion.
Padahal, kalau kita menikah dengan orang batak juga, marga kita akan hilang karena anak2 kita harus mengikuti marga bapaknya. Makanya ada anggapan kalau anak perempuan itu 'dijual' ke marga lain.
hahahaaha
logika yang sangat aneh menurut gw...

Selamat berjuang... :)


si malau thea

someone said, every story has it end. But in life, ending is a new beginning for other stories.