"Cinta itu bukan sesuatu yang ngawang-ngawang seperti yang ada di buku komik,"cetus kawanku satu hari. sebutlah namanya Rosanna.
Komentar pedasnya itu keluar setelah dia membaca sebuah artikel soal cinta di sebuah lembaran dunia maya. Aku tak terlalu ingat isi artikel yang membuatnya seperti kebakaran jenggot.
Seharian itu, akhirnya, kami mengalihkan pembicaraan dari tingkah laku koruptor ke pembicaraan seringan, cinta. Pembicaraan yang sangat..sangat..sangat jarang muncul dalam bilik wartawan sebuah instansi pemberantasan korupsi milik pemerintah yang seluas hanya 1,5x3 meter itu. Saat itu, hanya ada kami bertiga, Rosanna, Lia (bukan nama sebenarnya), dan aku
Dimata Rosanna, cinta itu bukan sesuatu yang hanya bisa lahir di benak dan hasil reaksi kimia di otak semata.
Baginya, cinta adalah hasil proses kompromi, kebersamaan, dan saling mengerti.
Intinya, cinta adalah implementasi, bukan suatu yang abstrak.
"Pemikiran yang sangat praktis sekali. Lu pasti setuju. Praktis kan nama tengah lu" kata Atun ketika kuceritakan pemikiran kawanku itu.
tapi, itulah yang dia pelajari dari proses hidupnya yang memang sudah terikat (baca: menikah) itu.
"Ah, nanti kalau nikah, kamu bakalan ngerti sendiri apa yang kuomongin ini," kata Rosanna kepadaku dan Lia, seorang wartawan sebuah media massa milik pemerintah. Mungkin Rosanna langsung pasrah melihat tampang tolol yang kami keluarkan ketika mendengar definisi cinta darinya.
Perbincangan itu sudah lama terjadi. Mungkin ada sekitar satu bulan lalu. Sejak itu, tak ada lagi perbincangan seringan kapas itu. Perbincangan kembali pada habitatnya, korupsi.
Namun, sebetulnya, sebulan ini aku berpikir, apa definisi cinta untukku sendiri? Karena sepertinya, aku mulai merasa tertohok dengan kata-katanya itu.
(sebab sampai saat ini, aku masih berlangganan sebuah judul komik jepang soal percintaan. hehehe)
Bagiku cinta tidak bisa dilepaskan dari daya khayal dan ngawang-ngawang. Cinta itu adalah salah satu emosi yang lahir dari hasil reaksi kimia dalam otak ketika kita melihat, mengingat seseorang.
Cinta lahir dari sesuatu yang bukan implementatif terlebih dahulu, bukan?
Kalaupun pada akhirnya cinta itu bersambut, maka memang diperlukan langkah-langkah implementatif untuk mempertahankannya.
intinya, cinta itu adalah penggabungan dari sesuatu yang 'waaaah' dalam otak dan implementasi seperti kawanku katakan: kompromi, kebersamaan, dan saling mengerti.
Apa definisi cinta bagimu?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
someone said, every story has it end. But in life, ending is a new beginning for other stories.
1 comment:
ngomongin soal cinta, gw akan lebih memandang lebih romantis seorang pria pujaan turun dari kuda putih ketimbang mobil BMW.
Gw lebih melihat seikat bunga yg dibawa untuk gw ketimbang uang.
Lebih kepada esensi ketimbang eksistensi (alah)
gw sadar, definisi cinta gw memang klise, naif, dan polos...
but thats me...
-atun-
Post a Comment