Friday, October 10, 2008

bermimpi

aku tak berani lagi bermimpi...

Saturday, October 04, 2008

Rumah Impian

Aku dan Keegoisan

"Aku punya impian,"kataku pada seorang sahabat semalam saat kami duduk berdua memandang city light Jakarta di kawasan Semanggi. Aku mengatakan pada lelaki itu bahwa aku ingin menarik diri dari dunia dan membeli rumah di desa yang terletak di pegunungan. Untuk melanjutkan hidup, aku akan membeli sepetak tanah dan menjadi petani.
“Gw sempet dah nabung untuk mewujudkan mimpi gw itu,” kataku padanya. Mimpi itu sudah 2 bulan memang memenuhi otakku yang terbatas ini. Kupikir,akan sangat menyenangkan saat bangun pagi dengan suasana yang sepi dan begitu keluar, pegunungan dimana2. Kalau waktu selang, aku ke sungai dan duduk2 saja disitu seharian dan tak perlu memikirkan apapun. Menyenangkan, pikirku.

Dia diam sejenak, entah berpikir atau apaaaa gituh. Lalu, 5 menit kemudian pertanyaan-pertanyaan langsung meluncur dari bibirnya yang entah kenapa selalu pecah-pecah itu.
Kenapa? Kamu nanti beli sabun dimana? Beli baju dimana? Kalau kamu sakit masuk angin siapa yang ngurus? Ga ada air, kamu mandi gimana? Listrik ga ada, lampu ga ada, gimana? Lu mau masak, pake apa? Mau pake kayu kayak waktu kita ke Pangrango? Emang Lu ga bosen? Dan lain-lain…
Dan, dengan segala pembenaran, aku menjawab satu persatu pertanyaan dari lelakiku itu.
“Gw stres karena tahu terlalu banyak itu menyiksa. Tahu kebobrokan orang itu menyiksa. Hari ini, gw menulis soal bapak yang urung naik ke tugu Monas karena tiket berharga Rp7500 dinilainya MAHAL. Betapa orang-orang yang mengaku pejabat negara itu seenaknya korup dan mengambil hak-hak orang lain tanpa rasa dosa.” Jadi, kataku sambung, lebih baik aku tak tahu apa-apa. Aku akan angkat seorang anak untuk menjagaku saat sakit. Baju kubawa dua saja dari Jakarta dan tentu saja ada air meski tak ada listrik. Aku tak perlu televisi, radio, ataupun hiburan lainnya. Lampu pake petromak. Kalau memasak, ya terpaksa pake kayu ditiup-tiup… hehehehe (masih keras kepala ajah).

“KAMU EGOIS,TA” katamu singkat. Loh, kok jadi gw yang egois yah?
“Iya, lu egois karena hanya memikirkan kesenangan lu sendiri. Kita tidak pernah tahu apakah perbuatan kita itu berdampak atau tidak dalam hidup orang lain. 90 persen pejabat itu korup memang benar dan negara ini memang sudah begini. Tapi, bukan berarti kita berhenti berusaha”

“Memang mengandalkan perubahan dari orang-orang tua di kursi pemerintah sudah tak bisa. Satu2nya cara adalah menyiapkan generasi penerusnya dengan pendidikan yang cukup, termasuk pendidikan moral. Masalahnya, gimana mau mendidik, la wong, jatah pendidikan dikurangi demi membayar hutang BLBI yang dikorup ama orang-rang yang sekarang jadi pejabat. Arrrghhh..begitu kompleks,”


(itu belum lagi dana pendidikan yang ada dan kecil itu ternyata dikorup juga. Sejumlah pengadaan buku di jawa tengah dan jogja sana bermasalah karena ternyata buku yang begitu mahal, tak berguna dan tak bisa dipakai. Semoga kasus itu diusut KPK).
(Belum lagi niatan Pemerintah yang sukses memasukkan gaji guru dalam komponen dana 20% dana pendidikan. Akibatnya, dana pendidikan pun dengan mudah mencapai 20%. Entah apa yang ada di otak hakim MK saat memutus kasus itu. Mungkin mereka hanya berpikir, yang penting Pemerintah tidak melanggar konstitusi tanpa melihat efek panjangnya. Gedung-gedung sekolah yang ancur krn ga ada dana bwt ngebenerin. Huffff… jadi inget film Laskar Pelangi)

Lelakiku itu melanjutkan argumennya:
“Kita memang hanya bisa berbuat hal-hal yang kecil. Tapi, hal-hal kecil itu bisa jadi hal besar bagi orang lain. Lu pernah mikirin gak, berapa rupiah yang hilang dari pendapatan warteg tempat biasa lu makan dalam sebulan karena keegoisan itu? Berapa rupiah yang bakal ilang dari pendapatan supir bus yang biasa lu tumpangi ke tempat kerja sebulan? Tukang ojek, dll. Banyak Ta, yang masih kita bisa kerjakan bahkan melalui berita-berita yang kita tulis. Lu ga usah stress mikirin untuk merubah negara ini dalam waktu singkat. KPK ajah butuh 5 tahun persiapan baru keliatan hasilnya. Itu lembaga yang kecil, apalagi negara, lebih lama lagi kaleeeeeee. Negara ini emang dah begini.”
Si Budiman Sudjatmiko pernah mengutarakan soal idenya untuk merevolusi satu generasi tua.”Gw ga setuju idenya waktu dia masih di PRD itu. Terlalu mahal ongkosnya. Bakal banyak massyarakat yang jadi korban” lanjutmu.

“Aku setuju dengan kau,”kubilang. Jadi pilihannya memang hanya melakukan apa yang bisa dilakukan. Sekalipun itu kecil-kecil dan terkadang dinilai tak bernilai.
Ah, kurasa impian ku lambat laun semakin menjauh dan menjauh menjauh.

“Tapi, aku ingin melaksanakan mimpi gw itu pas gw dah tua,”

“Kalau dah tua mah beda lagi atuh”

Dan, malam pun semakin larut. Cerita demi cerita mengalir seperti sungai di musim hujan. Deras. Aku pun mau menapak bumi saja dulu. Tak perlu bermimpi (bc:egois).

Tuesday, September 02, 2008

Amazing Grace

Sapaan Tuhan memang suka ajaib. Mulai dari kebahagiaan kecil yang kadang kita tak syukuri hingga tamparan keras yang membuat kepala puyeng 7 kliling. Apapun itu, yakinlah bahwa Tuhan menyapa setiap hari, jam, menit, bahkan detik.

Terima Kasih Tuhan untuk setiap sapaanMu dalam tiap langkah hidupku. Aku, si Malau, akan mencoba memaknai setiap sapaanMU itu, termasuk yang Kau berikan akhir-akhir ini.
Aku mensyukuri Tuhan. Sebab, dengan demikian aku selalu diingatkan akan hidup, kehidupan, dan Sang Pemberi Kehidupan itu sendiri.
Hidup yang Kau berikan kepadaku ini sungguh luar biasa. Terima Kasih Om...
:D

Amin



Amazing grace! (how sweet the sound)
That sav’d a wretch like me!
I once was lost, but now am found,
Was blind, but now I see.

’Twas grace that taught my heart to fear,
And grace my fears reliev’d;
How precious did that grace appear,
The hour I first believ’d!

Thro’ many dangers, toils and snares,
I have already come;
’Tis grace has brought me safe thus far,
And grace will lead me home.

The Lord has promis’d good to me,
His word my hope secures;
He will my shield and portion be,
As long as life endures.

Yes, when this flesh and heart shall fail,
And mortal life shall cease;
I shall possess, within the veil,
A life of joy and peace.

The earth shall soon dissolve like snow,
The sun forbear to shine;
But God, who call’d me here below,
Will be forever mine.


John Newton (1725-1807)

Saturday, May 31, 2008

seperti ada yang kosong...
ah, aku merindu lagi pada udara yang bergerak karena gerakan badanmu
aku merindu lagi pada nyamannya detak jantungmu

i miss u

Friday, February 08, 2008

me and you (2)



8 Agustus 2007

Malam telah menggelayut sejak beberapa jam tadi. Aku masih duduk disini, di Jl Sudirman, memperhatikan kelakuan manusia-manusia metropolis. Sebut saja namaku si Pemerhati Manusia.
Ah, itu ada dua orang berlawanan jenis tengah berdiri di pinggir jalan. Sepertinya, mereka hendak menyeberang...Tapi mungkin juga tidak sih.
Sesekali mereka berbincang dan melempar senyum satu sama lain. Melihat ekspresi dua orang itu,aku tertular ingin tersenyum juga. Ekspresi mereka lucu, kayak orang yang masih malu-malu kucing. Hahahaha.. Mungkin mereka itu baru memulai sebuah cerita baru dalam hidup mereka. Cerita yang hanya mereka miliki berdua saja.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya jalan raya itu lowong dari kendaraan bermotor. si laki-laki langsung memegang tangan si perempuan saat kesempatan menyeberang itu ada.
Entah kaget atau apa, si perempuan langsung diam dan hanya menatap si laki-laki dengan sangat lekat. Mungkin juga jantung si perempuan deg-degan karena tangannya dipegang. Akupun kalau dalam posisi si perempuan pasti akan sangat tersipu.
Sayang, lampu sangat remang-remang sehingga aku tidak berhasil melihat wajah si perempuan yang bersemu merah.
hahahaha..mereka lucu sekali.. Tapi, aku iri..
Untuk beberapa saat, tangan mereka masih berpegangan meski sudah sampai di seberang jalan. Tapi, pelan-pelan tangan mereka terpisah. Mungkin mereka masih malu.
Padahal, aku sangat yakin mereka berdua masih ingin berpegangan tangan. Sayang sekali. Tapi, tidak mengapa, sungguh mneyenangkan melihat tingkah mereka berdua.
Aku akan memasukkan mereka berdua dalam list manusia-manusia pantauanku.


Salam,
Si Pemerhati Manusia

PS: Aku baru tahu barusan kalau nama mereka Bagus dan Ita. :D




Ita Malau:
Rasanya kejadian itu baru kemarin gw alami. Hingga sekarang, masih sangat melekat di benak dengan sangat kuat.
Deg-degannya pun masih kerasa dengan sangat jelas. :D
Padahal itu sudah enam bulan yang lalu ya? hehehehe...rasanya kayak baru kejadian kemarin.

Tuhanku, ijinkanlah enam bulan ini menjadi bagian yang tidak berujung dalam hidupku.
Berkatilah kami. Amin
Gw sayang banget ama lu, Gus...
Sangat...


Bagus Saragih:


.....mengingat hari-hariku bersamamu...
itu adalah bagian terindah dalam 28 tahun nafasku...
ada tawa dan tangis, ada canda dan murka, ada haru dan bahagia...
semua telah kuukir dalam bingkai hatiku, dan tak akan pernah kusirnakan..
meskipun apapun yang terjadi, yg terburuk sekalipun, kau jadi satu sejarah terindahku...
tetaplah di sini sayang, di ruang terindah dalam hatiku..
biarlah 6 bulan ini menjadi 1 tahun, 10 tahun, bahkan selamanya..

i love you...

Happy 6 month anniversary...

Friday, November 09, 2007

gw sedang merasa tidak cukup baik sebagai seorang anak, kakak, dan kawan.
apa mungkin gw ini egois ya?
entah, tapi, gw sedang menilai diri gw sebagai seoang yang egois!
Ugh!!! >_<

Thursday, October 18, 2007

Cinta Manusia dan Robot



gw sedikit takjub melihat berita di Detik.com hari ini. Dari judulnya pun sudah mencengangkan, "Robot Siap Bercinta dan Kawin."
Sebuah riset seorang mahasiswa Netherlands University Belanda bernama David Levy meramalkan perkawinan antara manusia dan robot akan terjadi pada tahun 2050.
Menurut Levy, nantinya robot akan memiliki penampilan layaknya manusia. Bahkan, sang karakter robot bisa diprogram sesuai dengan keinginan manusia.
Dalam tesisnya yang bertajuk, "Hubungan intim dengan rekan artifisial", Levy berpendapat, satu hal yang membuat orang jatuh cinta adalah adanya kemiripan kepribadian dan pengetahuan, DAN ITU BISA DIPROGRAM!!
gw jadi teringat sebuah film yang pernah gw tonton saat gw masih kuliah. sayangnya, gw lupa judulnya (atun: emang ada yg bisa lu inget??). Film futuristik itu bercerita tentang seorang wanita yang mendatangi toko penjual robot. Dia membutuhkan sebuah robot untuk menemaninya di rumah.
Setelah fase keraguan (beli ato engga) lewat, sang wanita mulai memilih karakter sang robot. laki-laki, tampan, baik, pengertian, rajin bekerja, perhatian, dan sebagainya. Semua karakter yang 'baik-baik' sudah terpilih.
Dalam hitungan hari, sang robotpun tiba di rumah dengan menggunakan jasa antaran. Ternyata, sang robot bener2 cakep banget bok dan sesuai pilihan karakter, si robot bener2 menjalankan perannya sebagai 'teman rumah.' Setelah beberapa saat, sang wanita mulai jatuh cinta.
Dia kembali ke toko tempat dia membeli sang robot. "tolong pasangkan alat kelamin dan kemampuan bercinta,"pesannya kepada pemilik toko yang gw inget sangat kaku banget (gw curiga pemilik toko itu juga robot bok). Beberapa bulan berjalan, mereka bercinta dengan sangat hebat.
Namun, si wanita merasa ada yang kurang. tak ada rasa cemburu dan posesif. lama kelamaan semuanya menjadi begitu datar dan tak ada 'greget'nya si wanita sudah hapal dengan sifat sang robot. Bosan?
Akhirnya, Ia kembali ke toko dan meminta pemograman ulang. Si pemilik toko memberitahu caranya. bla..bla..bla...
jadilah sang robot seperti yang dimau sang wanita. Singkat cerita, sang wanita membuat program acak dimana sang robot benar-benar memliki sifat yang tak terduga. Si robot manis malah berubah menjadi pencuriga dan posesif berat. Bahkan, dia sampai ingin membunuh sang cewe saking posesif dan cemburunya.
---------------------------

artikel di detik.com itu bikin gw mikir panjaaaaaaaaaaang banget. Menurut gw, cinta adalah sebuah gabungan proses kompromi, kebersamaan, dan saling pengertian.
Kalau perkawinan antar robot dan manusia benar2 terjadi berarti betapa menyedihkannya manusia. Sebab manusia itu mencintai apa yang dia ciptakan. Itu sama saja ceritanya dengan kejadian saat manusia mencintai uang. Intinya, mencintai benda yang diciptakannya sendiri (meskipun tidak menciptkan si robot, tapi si pengguna kan menciptakan karakternya, tul gak?). Manusia akan kehilangan nikmatnya ditolak cinta, patah hati, dan sebagainya.
Manusia semakin mendekatkkan dirinya pada dunia instan. semua xerba cepat, terprediksi, dll.

Tuesday, October 16, 2007

Tour de Pangrango

Hari yang gak akan gw lupain.
thx guys....



17 Agustus 2007

06.00
Berangkat dr kos Ita. Naik B 14, senen, nggak taunya supir angkotnya marga Pasaribu, saudaranya Ita, wuakaka!

KRL ke Bogor
di kereta, 4 makhluk molor semua, cuma Bagus yg bediri gak kebagian duduk jd ga bs
tidur.
Di stasiun Bogor makan lalapan, sambelnya pedes bgt, harga muahallll
dikerjain, masa 5 orang Rp95 ribu???
Lanjut naik angkot 03 ke br siang, naik Colt ke cipanas, ngetemnya lamaaaa. Panasss..
-si Miol pdkt ama Iras, di colt diam2 menyandarkan kepalanya ke bahu Iras yg gak sadar. Bagus dan Ita ngerjain dg foto mereka (dan Iras akhirnya membalikkan punggung)-

12.00 tiba di Cipanas, nyari parafin ga dapet, gara2 si Iras lupa beli, ini kan
tugas diaaa!! (Iras: duuuh maaap,tapi emang susah kan carinya!)
Naik angkot salah pulak, cemana... akhirnya naik angkot balik lg ke Cipanas

13.15 tiba di kaki Gn Putri.
13.30 pos GPO, ketemu petugas. Petugas: 'dilarang ke atas!' ujarnya seraya
menunjukkan SK penutupan jalur pendakian Pangrango.
14.20 tiba di curug yang... yaelah... kuecill...tapi lumayan laaahh... indah juga di tengah hutan..kita berlomba2 narsis dg berpoto2 ria. ternyata camping groundnya parahhh...

Bagi2 tugas persiapan tenda di atas curug. Miol nembak iras, ditolak setengah mentah!
Bagus mulai melakukan 'sesuatu' dengan Ita..
(Bagus: ita tambah cantik kalau di hutan...) atau jgn2 dia emang makhluk hutan?? Gw kangen sm Ade... ihik.. Sirik tuuhh ama Bagus dan Ita..

Ita: huhuhu ga ada curug...! i want my curug...somebody, give me my curug...
iras ngebohong ama nyokapnya... masa mau naik gunung ngakunya gathering ama kantorzz??

Iras: woi masa sampai tapak kaki doang nih? Bisa diketawain gw sama anak" nih! Btw,
I need some distraction nih gara2 patah hati :P Eh wisnugila! brisik lo :P

Miol: Ras gw tau penolakan lo kan cm di luar doank. Senyum dan pipimu yg merona
bukti isi hatimu..... Hanya masalah waktu Ras...:-P

15.45 kembali ke camping ground, gelepar.. ampe lupa nyalain tenda
Miol berkali2 modus utk pdkt Iras pura2 mau nolongin padahal biar bisa gandeng tangan Iras. Malah sunset ngajakin ke bukit, modus nyari momen buat nembak

19.00 Setelah menghabiskan setengah nafas Bagus dan Miol, (sampe muka gw bau asep...
glegean aja yg keluar asep) akhirnya nasi bisa juga dikonsumsi. TAPI...NASINYA MASIH
BERBUNYI KRIUK..KRIUK KAYAK KRUPUK!
padahal,sudah dimasak hampir sejam! huhuhu.
plus: batal masak mie.. karna si Ita udah mau mati kelaperan... jd ya udah nasi
beras plus sarden. si Iras gak doyan.. jadinya makannya paling lamaaa
baru makan 3 sendok, padahal si Miol udah nambah 2 kali...

Namanya bukan nasi, tapi rebus beras.. (hehe..)

Kini, di seputar unggun yang hidup setengah hati,
kita menunggu langit bersibak ...
hingga bintang-bintang pun muncul..
Bintang-bintang....
(Ita: bang Hen sok puitis, romantismenyya mendadak muncul krn kangen ama pacarnya...)

19.58: iRas: iya maaf enggak abis yah. Nti mudah2an mienya jadi. Hehehe. Malam masih
pagi tapi di sekeliling udah gelap pekat, sayang bintang belum juga mau berteman ;).

Drtd para pria2 ini sibuk niup2in biar apinya stay on. oh iya, lucu juga nih air
putih rasa asap :P tai kucing rasa coklat

20.15: Miol: Kawan2 tetap sibuk melakukan modus. Biarpun tanpa disuruh gw jg pasti
ngelakuin kok..hehehe... (Bercanda Ras...!) Malam mulai terasa dingin dan
bintangpun masih belum mau menunjukkan senyumnya... Tapi kegelapan itu hanya
menyelingkupi sekitar kita.. Kami tetap tertawa mengingat nasi setengah beras
setengah bubur. Sial masih ad beras yang nyangkut neh...
Sementara, di satu sisi Miol lagi pengen banget, hehehehe

21.15 Bagus cetuskan ide bermain kata bersambung.. yang kalah hrs bersedia mnjawab
prtanyaan..
si Miol ama Iras kena melulu...
pertanyaan 1: apakah Miol akan nembak Iras malam ini atau tidak?
Miol: bisa
pertanyaan 2: skala 1-10, bagi iras, Miol berapa?
iras: 7,2
pertanyaan 3: bila miol benar2 nembak, apakah Iras akan menerima?
Iras: gw bakal jawab: 'not tonight'

Eh tau2, langit cerah dan banyak bintang di langit....
Bagus mojok, Miol kembali modus. bg Hen drpd malu krn nganggur pura2 sibuk nyari kayu
bakar. Udah gitu kita berjuang keras mempertahankan spy api hidup, silih berganti bibir2 monyong disodorkan untuk niupin areng...

23.20 Iras munculkan ide utk masak mie.. (secara dia yg paling laper krn paling gak
doyan makan beras cair plus sarden tadi)
Berhubung sudah gelap dan ga ada yg mau nyuci, panci bekas masak nasi dipake masak
mie.. sisa2 beras dibiarin aja nyampur ama mie nya... 'biar sekalian nasinya mateng,
nerusin yg td kan gak mateng...' kata Iras..

Dengan perjuangan keras dan si Miol udah ngorbanin bukunya utk dibakar nyalain api,
mienya mateng juga...
si Iras kelaperan, krn bg Hendra dibangunin gak bangun2, jatah bg Hen disikat Iras,
LANGSUNG DARI PANCI GAK PAKE MALU!! (Iras: ah enak aja! Jelas2 pake sendok :P)
Ita: hidup emang indah banget (sambil ngeliat ke Bagus..hihihi)

Iras: Eh bang hen udh coba dibangunin sampai 2x lho. Maap ya. Nti Iras traktir
indomie di doeL deh ;)
Akhirnya dengan bermodal nekat dan minyak tanah, jadilah makan mie sedap sebelum
tidur :D

Miol: Baru malam ini gw ngerasain Mie plg enak seumur hidup gw, biarpun tercampur
asep daun ganja, bau minyak tanah, kertas buku laporan tahunan Komnas HAM. Dan
terakhir jingggong dr mulut monyong Bagus en bibir seksi dr dua perempuan cantik
reporter Media Indonesia....

Ita: disela2 memasak indomi kontroversial itu, terjadi sebuah insiden gunting!!
Ita yang sedang sibuk menggunting bumbu2 indomi untuk dimasukkan kedalam panci yang sudah tak keruan warna dan bentuknya.
"Duh, gunting ini bersih gak ya,,udah dipake macem2 ni," kata Ita kepada Iras.
Tiba2 si Bagus menjawab,"Baru tadi pagi gw pakai untuk NYUKUR JENGGOT," kata oknum
Bagus tanpa merasakan beban dipundak.
Sontak Ita yang sedang menggunting menjerit,"TIDAAAAK!"
Tapi, untung pas makan, gw ga inget insiden itu dan melahap semua mi dgn tanpa beban
pula.(mungkin karena sudah terlalu lapar)

gw teringat kembali bahwa jenggot si Bagus sudah masuk ke perut gw, Iras, Miol 10
menit lalu. (just info, skarang sudah jam 00.00).
arghhhh.......

The Day After

Malem ga bisa tidur, DINGIN BANGET KAYA DI KULKASS!
formasi tidur: Iras - Ita - Bagus - Miol - Hendra
Bang Hendra udah tidur duluan dr jam 10, ngakunya mau tidur gantian, ngakunya mau jaga ampe pagi, MANAA??? molor terussss... mana dia bangunnya belakangan pulak..("Meriang aku", ngakunya dia)

02.15 Iras: anjrit dingin berat!!!! bener2 bikin mengigiL. Pas kebangun, taunya baru
jam segini. Artinya, sunrise masih lama! Dingiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin (>_<). Ita
berbaik hati minjemin syalnya. Lumayan deh :D

05.30 Enggak bisa tidur lagi. Mendingan bangun lihat sunrise. Pretty...

18.30 Berangkat naik kereta api dari Bogor menuju Jakarta... juuus..juuus..juuus...
setelah melewati saat-saat yang mengantuk, jam 20.30 tiba juga dicawang. Namun,
seperti ada pepatah mengatakan, manusia berencana, Tuhan juga yang menentukan. Si
Ita ketinggalan sendirian di stasiun cawang. si Bagus, Miol ama Iras kebawa kereta
sampai Tebet. "Keretanya cuman brenti 5 detik," sungut Bagus.

Ita: duh, gimana ini? (sambil memandangi kereta api yang berlalu membawa kekasih
hati, Miol, dan Iras. "Apa gw duluan ajah ya, tapi mesti ada tiket kalau mau keluar
stasiun. duh, binun niih. ya dah, cari kamar mandi ajah trus duduk sambil nungguin
Bagus nlp. Secara gw ga punya pulsa gitu loh..ternyata bener, dalam itungan 10detik
bajigur! menelepon. Senaaaaang.....
hahaha...
"Ita tunggu ajah disana, kita balik lagi ke sana. Lu gapapa kan? cari ajah petugas,
trus lu tunggu di situ ya," kata Bagus dengan raut muka bak bapak kuatir sama anak perempuannya yang udah ABG n pulang pagi. Trus telpon ke rumah karena enggak bisa pulang sendiri.
Ita: iyah..iyah...iyah. (with a very huge smile).
Dalam hitungan 20 menit, mata indah ini melihat tiga orang yang ditunggu2. hehehe

21.10 Akhirnya kita sampai di kos Ita di Kedoya. Bagus n Miol akhirnya nongol lagi setelah sebelumnya naro barang n ambil motor di kos-an Bagus. Duduk anteng ber-4, sambil makan bubur kacang ijo rasa cinta Bagus n Ita. Hihihi. Kapan-kapan kita main lagi ya guys!...Cya!

Saturday, October 13, 2007

Maaf

Untuk kesekian kali, kata-kata ragu itu keluar dari mulut ini
Untuk kesekian kali pula, kau tersakiti
Untuk kesekian kali lagi, aku meminta maaf

Tapi, kali ini, aku betul-betul menyesal
aku janji, itu adalah yang terakhir kalinya keluar dari mulut ini.
aku sungguh-sungguh menyesal.

Maaf

Tuesday, October 02, 2007

"Nikmatilah Kopinya, Bukan Cangkirnya"


Sekelompok alumni satu universitas yang telah mapan
dalam karir masing-masing berkumpul dan mendatangi
professor kampus mereka yang telah tua.
Percakapan segera terjadi dan mengarah pada komplain
tentang stess di pekerjaan dan kehidupan mereka.

Menawari tamu-tamunya kopi, professor pergi ke dapur
dan kembali dengan poci besar berisi kopi dan cangkir
berbagai jenis - dari porselin, plastik, gelas, kristal,
gelas biasa, beberapa diantara gelas mahal dan beberapa
lainnya sangat indah - dan mengatakan pada para mantan
mahasiswanya untuk menuang sendiri kopinya.

Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi
di tangan, professor itu mengatakan : "Jika kalian perhatikan,
semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil,
yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah saja.
Meskipun normal bagi kalian untuk mengingini hanya yang
terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang
menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami."

"Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi
kualitas kopi. Dalam banyak kasus, itu hanya lebih mahal
dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa
yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya
adalah kopi, bukanlah cangkirnya, namun kalian secara
sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai
memperhatikan cangkir orang lain."

"Sekarang perhatikan hal ini : Kehidupan bagai kopi,
sedangkan pekerjaan, uang dan posisi dalam masyarakat
adalah cangkirnya. Cangkir bagaikan alat untuk memegang
dan mengisi kehidupan. Jenis cangkir yang kita miliki tidak
mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan
yang kita hidupi. Seringkali, karena berkonsentrasi hanya
pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang Tuhan
sediakan bagi kita."

Tuhan memasak dan membuat kopi, bukan cangkirnya.
Jadi nikmatilah kopinya, jangan cangkirnya.

Sadarilah jika kehidupan anda itu lebih penting dibanding
pekerjaan anda. Jika pekerjaan anda membatasi diri anda
dan mengendalikan hidup anda, anda menjadi orang yang
mudah diserang dan rapuh akibat perubahan keadaan.
Pekerjaan akan datang dan pergi, namun itu seharusnya
tidak merubah diri anda sebagai manusia.
Pastikan anda membuat tabungan kesuksesan dalam
kehidupan selain dari pekerjaan anda.

(unknown)

Monday, September 10, 2007

Batu Uji Sebuah Kemulesan

”Tun, kemarin gw bener-bener deg-degan sampe mules gitu waktu tahu Bapaknya si Bagus udah datang ke rumah Eyangnya si Bagus. Bla..bla..bla Ughh.. bener-bener dah, gw kirain bapaknya galak. Bla...Bla...Gw ga tahu mau bersikap seperti apa. Bla..bla...,” ceritaku pada salah satu sahabatku, Atun.
Hahahahaha. Atun malah tertawa terbahak-bahak.
Aku sempat berpikir, kurang ajar bener anak ini. Malah ngetawain nasib sahabatnya yang sedang kena mules.
”Ta, mulesnya sampai kayak waktu sidang skripsi gak?” tanya dia membuyarkan lamunanku atas kekurangajaran makhluk satu itu.
”Ya engga siih,” jawabku sambil mengingat-mengingat masa lampau. Masa-masa penyusunan skripsi yang sungguh-sungguh membutuhkan perjuangan sangat berat.
”Berarti belum ada apa-apanya tuh. Tahu gak, sampai sekarang, gw belum pernah merasakan mules melebihi mules saat sidang kompre ama sidang skripsi itu. Ugh bener-bener dah. Waktu itu gw mules banget,” celoteh Atun yang tak mau kalah dengan celotehku.
Ia mengatakan, setiap kali ia mengingat saat-saat penentuan itu, otomatis perutnya akan berkontraksi. Bayangkan, OTOMATIS!!! (Padahal, gw ajah udah gak gitu-gitu amat.)
”Ih, bener-bener ga enak. Duh, gw jadi mules lagi nih,”kata dia sambil memberikan ekspresi wajah yang sama saat sidang skripsi, dua tahun lalu.

”HAHAHAHAHA...Bener-bener belum pernah?”tanyaku.
”Belum pernah, Gila kan? Gw tuh mules banget pas tahu si t***n yang nyidang,” kata Atun berapi-api.

Ah, masa-masa itu.
Dari semua anggota geng ‘underground’(gw menyebutnya demikian karena gw ama temen2 gw emang sedikit kasat mata di kampus), cuman gw doang yang gak kebagian disidang ama si t***n. Bagi gw, Itu merupakan keberuntungan yang luar biasa karena geng gw dan empat sahabat gw emang sedikit bermasalah dengan dosen satu itu. Entah kenapa.
Yang paling telak kena imbas adalah sahabat gw si Basil. Dia sampai diganjal kelulusannya gara2 dosen satu itu. Huff...
Tapi itu sudah berlalu dua tahun. Sekarang kita hidup dengan kesibukan masing-masing. Bahkan, untuk kumpul pun susaaaaah banget.

Gw cuman mau bilang, kebersamaan itu, gak akan bisa tergantikan oleh apapun.

miss u so much guys...

Monday, September 03, 2007

Wednesday, August 22, 2007

तेरिमा Kasih

Hidup memang sulit ditebak kemana arahnya.
Bukan hanya sulit, tapi memang manusia tidak diberikan kemampuan untuk menganalisa kemana hidup akan bermuara.

Contoh kecil saja...
Kemarin baru saja aku mengatakan pada diriku bahwa jejak manusia yang satu itu sulit aku hapus. Keyakinan itu sudah tertanam sejak 2004 lalu.
Sampai-sampai, aku mengatakan bahwa menghilangkan seseorang tidak semudah menghilangkan jejak di pasir sebuah pantai di Babel sana.

Namun, dalam seminggu ini, perubahan besar terjadi. Pemikiranku berubah drastis!
Ternyata, menghilangkan jejak seseorang memang semudah menghapus jejak telapak tangan di pantai itu. Semudah itu.
Asal....
kau menemukan orang yang tepat untuk membantumu menghilangkan jejak itu.

Menemukan orang yang tepat...
Hanya itu syaratnya. Tak ada yang lain.
Dan aku sangat beruntung menemukanmu, Bajigur...
Kalaupun Tuhan tidak memberikan kesempatan kita berdua untuk bermuara di satu titik, tak masalah.

Aku bahagia dengan apa adanya hidupku saat ini. Dikelilingi orang-orang yang kusayangi. Dan itu sudah membuatku merasa yakin bahwa aku, si malau, bisa menghadapi segala macam kemungkinan hidup yang bisa saja terjadi.

Terima Kasih, Gus...

Wednesday, August 15, 2007

debaran

debaran ini kembali muncul ketika gempa mengguncang Jakarta tepat Rabu, seminggu lalu.
Awalnya masih sangat lemah. Karena lemahnya, sulit kurasakan.
Tapi entah kenapa, aku tahu, dia masih ada dilubuk hati paling dalam.

maafkan aku karena semula aku sudah memberimu racun yang teramat kuat karena aku sudah memutuskan untuk membunuhmu. meski sedih, tapi kau harus mati, pikirku dulu.
Setelah racun itu masuk, kupikir kau sudah mati.
pada saat gempa itu, aku sadar, ternyata kau kuat juga ya...

Aku berjanji, tidak akan berusaha membunuhmu lagi.
aku tak mau kehilangan kau lagi.
Lihatlah kau sekarang sudah tumbuh menguat.
Bahkan, sekarang aku bisa merasakannya dengan sangat jelas...
Terima Kasih Tuhan, karena aku masih diijinkan untuk memiliki dan merasakan debaran ini.
aku berjanji akan menjaga dan memeliharanya dengan baik.

Terima kasih untukmu, seseorang di sana. Kau memberikan obat yang sangat manjur bagi debaranku. Dan, akhirnya pelekatan rasa ini bermuara.
terima kasih Han...

love u

Sunday, August 05, 2007

perempuan bodoh yang terlalu sadar dirinya bodoh


gw sadar
apa yang gw lakukan beberapa hari ini ada sebuah kebodohan yang luar biasa

setiap melakukan kebodohan-kebodohan itu, tak lupa gw selalu mengakhiri dengan cara mengutuki diri gw sendiri," ngapain sih lu nglakuin ini? Bodooooh. Ga penting tau gak siiiiih."
Kutuk demi kutuk mengalir seperti air sungai yang deras di musim penghujan. Tapi, entah kenapa, kebodohan demi kebodohan tetap saya gw lakukan.

jadi, kesimpulannya, aku adalah orang bodoh yang terlalu sadar kalau dirinya bodoh.
Apa yang membuat lu bodoh? seorang kawan menyebutnya, pelekatan rasa.

Friday, July 27, 2007

menghapus jejak

sepasang telapak tangan tercetak dengan sangat jelas di pasir sebuah pantai di Babel sana.
meski tak melihat bagaimana air laut perlahan-lahan menghapusnya, tapi aku yakin, cetakan tangan itu akan hilang dalam hitungan jam sejak setelah aku meninggalkan cetakan dan pantai itu.

Kesimpulan itu kuyakini 98% karena ilmu pengetahuan yang kudapatkan sejak bangku sekolah dasar mengatakan bahwa air laut pasti akan segera pasang menjelang malam, terutama disaat bulan purnama. (Diperkuat dengan fakta bahwa malam sebelumnya, aku melihat air laut di pantai itu pasang).
Kalaupun bukan oleh gesekan air laut, cetakan itu tetap akan hilang oleh jejak-jejak orang lain yang kebetulan menimpa cetakan tanganku itu. Itulah kemungkinan yang 1,5%.
Mengapa kecil sekali persentase kemungkinannya? karena pantai itu sangat jarang dikunjungi orang. Meski pantainya tak kalah dengan dengan Bali atau pulau seribu, tapi belum banyak orang yang mengenal potensi wisata di sana.
Kemana yang 0,5% nya? persantase sekecil itu kuberikan pada kemungkinan angin yang akan menghapus jejakku di pantai indah itu. berarti, kejadian oleh kemungkinan itu harus menunggu pasir tersebut kering agar bisa digerakkan oleh pasir dan menutup jejak tanganku.

Tapi, yang pasti, jejak itu akan segera hilang dalam hitungan jam..atau paling lama satu hari.Bagaimana dengan jejakmu dalam hidupku? bisakah dianalogikan dengan cetakan tangan dipasir itu? sayangnya tidak. tidak semudah itu!
waktu sudah berjalan dalam hitungan tahun dan bulan. Tapi, jejak-jejakmu masih tercetak dengan sangat jelas. tak satu incipun hilang.

Meski demikian, aku sungguh sangat berharap jejakmu bisa hilang semudah hilangnya jejakku di pasir itu. karena jejakmu membuatku sedih.

Tuesday, July 17, 2007

Lelah

Entah kenapa,
gw merasa lelah

Friday, July 13, 2007

hari ini

hari ini gw stres banget nih.
otak gw ampe panas dan ngebul.
sangkilang stresnya, di saat-saat deadline tadi, gw ampe nyekek leher temen di sebelah gw.
hahaha kasian dia.
abis gw udah ga kuat. gila!!!
tekanan dari kantor bener2 membuat dada sesak.

mungkin gw harus melarikan diri lagi nih dari 'dunia'...
kemana lagi ya???

pantai....

someone said, every story has it end. But in life, ending is a new beginning for other stories.