Buku Harian Nayla (II)
ilalang rupanya sudah memenuhi pusaran kuburmu. Sambil menangis, kami membersihkan tanah dari ilalang yang sebetulnya punya hak hidup juga. tapi, gw sadar, semua yang kami lakukan merupakan luapan emosi semata. Apa pengaruhnya coba, rumput dengan jasad lu di bawah tanah sana? mana makammu sudah di cor. Sebetulnya, ketika orang sudah mati ya sudah mati saja karena memang begitu siklus makhluk hidup terutama yang namanya manusia. (moses, buku harian Nayla).
Aku, mama, ucok, susi, dan kedua namboru datang ke kaki bukit itu untuk meluapkan rasa rindu kami ke kamu, Pan. Tak terasa sudah enam tahun ya lu dah ga ada di sisi. gw rindu banget ama lu. apakah lu di alam sana merasa bahagia atau sedang susah? Pertanyaan itu kerap menggelayut di benak gw. mengingat semua yang sudah kita lewati bersama.
Tahun 2000,tanggal 18 bulan Se
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
someone said, every story has it end. But in life, ending is a new beginning for other stories.
No comments:
Post a Comment