Friday, January 02, 2009

Israel, Umat Pilihan Allah???

Ada video yang miris gw liat di Kabar Petang, TVone, sore ini. Seorang bapak berlari-lari dari dalam gedung di jalur Gaza. Di kedua tangannya, terpangku seorang anak berusia lima atau enam tahun. Lunglai. Mata terpejam. Dan, menghitam?

Entah karena debu atau memang dia terkena bom kiriman Israel. Entah dia mati atau masih hidup..Gw tahu, konsekuensi perang pasti anak yang jadi salah satu korban. Tapi, melihat gambar itu secara langsung, sejuta marah, kesal, menyatu menjadi satu.

Gw juga kesel ngliat wartawan berkerumun di pintu gedung yang hancur itu karena keberadaan mereka jadi menyempitkan jalan si bapak. Dengan mengatasnamakan: gambar bagus, close up, or whatever.

Kenapa gw kesel? kondisi kritis, sedetik itu sangat berharga. bahkan seperseribu detik snagat berarti. seharusnya kan mereka bisa lah menggunakan zoom atau apa kek.Buat apa teknologi secanggih sekarang kalau ngambil gambar ajah harus radius 1 cm (berlebihan yah).

Selain itu, Israel juga membom rumah sakit yang berisi anak-anak. Selang-selang bersliweran di tubuh mereka, dan masih juga harus dikirim bom. Di shoot lain ditampilkan, anak-anak yang dilarikan ke rumah sakit karena terkena percikan bom. mereka memang masih bisa berjalan. Namun, tatapan mereka penuh dengan ketakutan. Sembari berlari, ada anak yang memegang keningnya. darah mengucur.

Untuk masuk rumah sakit (dari ambulance) mereka pun masih harus sambil lari.

Mereka hanya anak-anak. Tuhan sayang pada anak-anak. Jika Israel memang umat pilihan Allah, seharusnya mereka tahu kalau Om Gondrong paling sayang pada anak-anak. Pikiran liar kemudian menggugat. Seharusnya Tuhan mengevaluasi keputusannya memilih Israel sebagai umat pilihan.

Tapi, Tuhan tetap Tuhan. Segala keputusan, mutlak di tangannya. Gw hanya berharap, anak-anak itu bisa Ia jaga dengan baik, bahkan seharusnya kelewat baik. DI dunia, mereka tak sempat mengecap perdamaian.

Ada apa dengan orang-orang itu? Apa otak pemimpin Israel itu sudah rusak ya? Ugh...Dasar orang-orang aneh. Gw keseeeeeeeeeeeeeeel!!!!

1 comment:

Anonymous said...

Bukan Tuhan namanya kalau rencana dan tindakanNya bisa dipahami akal manusia. Karena begitu besar Dia, maka otak dan logika kita tidak bisa mencapaiNya.

Dari sejarah yang ditulis Alkitab, orang2 Israel ini memang bengal sejak dulu. Alkitab menulis bahwa Israel sering mengabaikan perintah Tuhan, berpaling dariNya dan menyembah berhala, tapi tetap saja mereka dikaruniai berkat yang luar biasa. Makanya mereka setiap perang selalu menang. Kebengalan inilah yang seolah masih terlihat sampai sekarang.

Orang-orang AS konservatif masih percaya sama hal ini, bahwa Israel adalah umat pilihan Allah hingga kini. Itulah kenapa ketika Partai Republik berkuasa, khususnya Bush, dukungan keberpihakan thd Israel kentara banget. (Di sisi lain, ada harapan Obama bisa lebih bijak mendudukkan perkara ini dan lebih menjunjung tinggi keadilan di atas segalanya, halah)

Busuknya AS, pembenaran Alkitabiah ini dipakai sebagai alat politik untuk 'menghalalkan' perang. Padahal ada misi lain di balik batu. Termasuk perdagangan gelap senjata dan minyak.

Kalau saya pribadi sih tidak percaya lagi sekarang ada namanya 'bangsa pilihan Allah'. Sekarang bukan jaman perang seperti Perjanjian Lama. Dan gw percaya Tuhan kita adalah Tuhan yang egaliter, semua sama di mata Dia. Tuhan yang maha pengasih dan tidak pernah mebenarkan kekerasan dengan alasan apa pun!

Maka terkutuklah mereka yang melakukan pembunuhan dengan tameng 'bangsa pilihan Allah'.

Terkutuklah pula mereka yang memanfaatkannya untuk memperkaya diri dan kepentingan politik. Termasuk mereka yang berbondong2 demo sok membela yang tertindas namun ada misi politik di baliknya demi Pemilu 2009.

Terkutuklah mereka yang sok berteriak menentang kekerasan Israel dan AS namun melihat penindasan yang di depan mata mereka saja mereka tidak peduli.

Bukan dengan arti saya membela kejahatan, tapi lihatlah, jutaan manusia yang di dekat kita saja banyak yang tertindas! Anak2 jalanan, kemiskinan, penggusuran. daripada sekedar berteriak sok membela, mending berbuat bagi sesama di sekitar kita.

Seperti pesan tahun baru saya yang saya sebarkan lewat SMS: "Tinggalkan yang lalu, tatap ke depan. Jangan hanya berharap, berbuatlah nyata! Sekecil apa pun, itu sangat berarti bagi negeri ini di tahun baru yang penuh harapan"

Selamat Tahun Baru!

Cheers,


someone said, every story has it end. But in life, ending is a new beginning for other stories.