Monday, November 20, 2006

jojga...(part II)

perempuan yang tangguh..
itulah kesimpulan kita melihat para perempuan yang berjualan di sekitar pasar Bringharjo siang hari itu.
salah satunya yang sangat soul catching adalah penjual sate di taman kota.
Tun, kau masih ingat dia tidak..?
kebaya lusuh, dengan jarit (am i spell it right?) yang lusuh pula..
ciri khas seorang perempuan jawa, katamu.
karakter wajahnya sangat jawa, katamu
kulitnya yang hitam dan rambut memerah, ciri khas penikmat dan pecinta matahari..

semula aku mengira akan melupakannya seiring berjalannya waktu..
tapi ternyata tidak...
karakternya benar-benar masih terbayang hingga kini.
perempuan jawa yang menjadi tulang punggang keluarga di tengah himpitan kemiskinan. dan kita bertiga setuju akan itu.

Kau tahu tun, aku sangat kagum dengan potret perempuan jawa.
Tanpa pikir panjang mereka selalu siap menjadi tumpuan! dan mereka selalu berhasil menyelesaikan dengan tuntas, tanpa pertanyaan, keluhan, atau bahkan bargaining ..
ah ya kembali lagi ke perempuan penjual sate itu.
sosoknya yang kuat mengilhamiku untuk menggambar dia pada saat test psikologi masuk Media Indonesia.
ketika itu, mereka menyuruhku menggambar seseorang lengkap dengan identitasnya bahkan sifat-sifatnya.
Entah kenapa, perempuan penjual sate itu yang muncul. Bahkan, dengan sangat cepat gw berhasil menggambar lengkap dengan sifat, identitas. LENGKAP! seolah-olah aku sudah mengenalnya sepanjang hidupku yang masih seumur jagung ini .
Ku gambar dia dengan bakat sketsaku yang sangat terbatas.hehehe tapi, aku puas karena aku berhasil menyerap peluhnya ..
menyerap semangat juangnya..
mendapatkan semua karakternya
Kadang-kadang aku berpikir, pekerjaan ini berhasil kudapatkan karena gambar itu.. mengingat bakatku yang tidak jelas ini..
Si pengikut arus hidup..

*aku hanya sedang merindukan kalian..
entah sejak kapan gw ngerasain ini.
tapi, gw seperti kehilangan sahabat-sahabat gw.
pekerjaan, rutinitas, kisah hidup masing-masing menciptakan jarak yang sebenarnya adalah hal yang wajar.
karena kita tidak mungkin hidup dengan masa lalu terus.
kita harus jalan dengan pandangan ke depan..
hidup kita adalah milik kita masing-masing
hanya sesekali kita ingin mengisinya secara bersamaan dengan orang-orang yang kita cintai..

itu juga yang membuatku ingin mengenang kebersamaan di masa lalu. ita-priska-susi-atun-basil- (finish)

No comments:


someone said, every story has it end. But in life, ending is a new beginning for other stories.