Wednesday, November 15, 2006

tumpas PKI (baca: berangus buku komunis) !!

aku hanya geleng-geleng kepala sambil ketawa-ketawa mendengar para orang tua itu meributkan buku-buku 'kekiri-kirian' yang beredar di pasaran.
"Ini berbahaya sekali. buku-buku itu berisikan pemikiran-pemikiran kuno tahun 1950-1960an yang sudah ketinggalan jaman. Dan buku-buku ini beredar bebas!," kata seorang seorang pujangga yang sebetulnya gw kagumi dulu, Taufik Ismail...
Ada apa dengan buku 'kekiri-kirian'? menurut gw, buku -buku itu punya hak asasi buku (meminjam istilah hak asasi manusia/HAM) untuk beredar kok. Mereka adalah buku, saudara! What can you expect from a book?
Apa artinya dia jika tidak boleh beredar? kalau para buku itu bisa bicara dia pasti sangat sedih.. (hehehe sudah masuk wilayah personifikasi nih).
Gw berpikir Apa para orang tua ini sudah tidak percaya dengan daya nalar anak-anak muda sekarang? kalaupun pemikiran dalam buku itu jelek, biarkan dia tereliminasi dengan cara alami.
alasan lain mereka, adalah komunisme = atheisme. God...
Gw secara jarang-jarang baca buku maxim gorky, pramoedya ananta toer. bahkan seorang kawanku membaca madilog-nya tan malaka dan karya-karya tan malaka lainnya. and so what? SAYANGNYA, sampai SAAT INI MASIH MEMPERCAYAI TUHAN!!

Belum lagi dia bawa-bawa pemikiran athesime yang selalu dilekatkan dengan komunisme. Bingung gw..tambah bingung...
Belum lagi dia bawa-bawa perseteruannya dengan Pramoedya Ananta Toer, TETAP: DIKAITKAN DENGAN PKI. Walah..

Begini kisahnya...
Gus Dur semasa jadi presiden pernah menjembatani sebuah diskusi Taufik dan Pram.
perdebatan lama pun kembali bergelora. taufik tidak menceritakan secara detail bagian-bagian mana saja yang mereka perdebatkan. Tapi yang lucu, dia mengatakan hal ini," Saya kasihan sekali melihat dia ketika itu. Dia betul-betul dimanfaatkan komunis dan diperas habis-habisan oleh PKI. dia sampai harus di buang ke Pulau Buru. Tapi, dia memang harus ditindas agar hasilkan karya-karya besar.
Semua karya-karya besarnya kan sebagian besar lahir di Pulau Buru," papar kakek bersuara khas ini sambil tertawa khas serak-serak basah gitu deh.
Selintas gw berpikir kalau dia juga mengamini bahwa Pram memang patut mengalami penyiksaan di Pulau Buru tersebut. Hmmm...
"Dendam bekecamuk dalam diri dua orang dan penyebab dendam mereka datang dari dua kuburan di London sana -kuburan Karl Marx- dan kuburan di Moskow-kuburannya Lenin," kata dia.
Tapi, lanjut dia, pada akhir diskusi mereka berjabat tangan dan perselisihan berusia puluhan tahun itu cair.
Dia menyalami saya.

No comments:


someone said, every story has it end. But in life, ending is a new beginning for other stories.